Kawasan Wajib Senyum !
Tempat ini akan kujadikan pembuangan beban pikiran yang mengganggu, Jangan kaget kalau di sini akan banyak terdapat ketidakjelasan tulisan karena memang tidak dimaksudkan untuk menghasilkan blog yang berbobot.

26 Mei, 2009

SMAN 1 PUTUSSIBAU

SMAN 1 Putussibau, SMA Negeri 1 Putussibau yang berdiri pada tahun 1973, pada mulanya bernama Sekolah Menengah Atas Persiapan yang berlokasi di Jalan Flamboyan Putussibau. Dan dalam perjalanannya, SMA Persiapan tersebut berubah nama menjadi SMA Negeri 1 Putussibau pada tanggal 3 Pebruari tahun 1978 berlokasi di Kompleks Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Putussibau. Tahun 1982 lokasi seklah pindah di Jalan Gajah Mada Nomor 2 Putussibau sampai sekarang.
Yang menjabat sebagai Kepala Sekolah antara lain:
1. Drs. Hisbul Bachri Tahun 1973 - 1978,
2. Drs. Sunarto Tahun 1978,
3. Sudaryo, BA Tahun 1982,
4. Ng. Tarigan, BA Tahun 1987,
5. Darno, BA Tahun 1992 - 2005 dan
6. Drs. Tony Sulistyono, M.Si Tahun 2005 – sekarang.


B. Visi dan Misi Sekolah

V I S I

MELANGKAH LEBIH BAIK DALAM PRESTASI, IMAN DAN BUDAYA


M I S I

• PEMBERDAYAAN PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF
• MENUMBUHKEMBANGKAN BAKAT DAN KEMAMPUAN SISWA UNTUK BERPRESTASI
• MENUMBUHKEMBANGKAN KULTUR SEKOLAH YANG KONDUSIF
• KERJASAMA DENGAN PIHAK TERKAIT





Karena letaknya berada di pusat kota putussibau, SMA N 1 Putussibau merupakan salah satu SMA terfavorit di Kab. Kapuas Hulu. Itu di karenakan infrastruktur yang sangat memadai serta di dukung oleh tenagan pengajar yang berkualitas sehingga menghasilkan siswa dengan nilai kelulusan yang sangat baik

Putussibau



Mungkin,,bagi masyarakat kapuas hulu kota putussibau tidak asing lagi. Kota yg menjadi kabupaten kapuas hulu,yaitu kabupaten paling ujung d provinsi kalimantan barat.. Meskipun letak geografis berada d ujung putussibau mempunyai keistimewaan tersendiri bagi para pelancong2 dri luar kota..
Berjarak kira2 675 km dri ibu kota provinsi yaitu pontianak,kota putussibau dapat di tempuh sekitar 12 jam perjalanan darat (apabila jalan dalam kondisi baik),1 jam 25 menit perjalanan udara serta 1 minggu lebih bila menggunakan perjalanan air..
Terbentang dari hulu sungai Kapuas,yaitu sungai yang sangat terkenal dan merupakan sungai terpanjang d kalimantan putussibau memberikan suasana panorama alam yang masih asri dan belum tersentuh tangan2 jahil.


BURUNG ENGGANG,
Siapa yang tidak kenal burung enggang,burubg yang mejadi maskot atau lambang dari kota putussibau ini mempunyai keistimewaan sendiri karena memiliki daerah penyebaran yang sedikit..
Namun, keberadaan burung yang sangat eksotik ini terancam punah di karenakan perburuan liar.Burung enggang dapat di temui di utara kota putussibau yaitu di Balai Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK),dan Tama Nasional Danau Sentarum.. Di habitat asli burung ini sulit ditemukan karena sifatnya yng penyendiri dan pendiam,selain itu di karenakan habitat aslinya yang sebagian telah rusak akibat penjarahan hutan serta landang berpindah masyarakat.



JEMBATAN KAPUAS,
Merupakan salah satu sarana penguhubung darat satu-satunya karena menghubungkan kota putussibau serta kecamatan dari lintas selatan serta sebaliknya.
Terbentang antara kecamatan Putussibau Kota dan kecamatan Kedamin.Selain itu jembatab Kapuas merupakn sarana prasarana yang sangat vital bagi penduduk kapuas hulu karena merupakan faktor penggerak kegiatan ekonomi,sosial budaya serta pekembangan kabupaten kapuas hulu itu sendiri.



TAMAN KOTA PUTUSSIBAU,
Didirikan oleh PEMDA putussibau dengan tujuan memberikan tempat refresing bagi masyarakat putussibau khususnya dan masyarakat dari luar kota putussibau.
Terletak di jantung kota Putussibau taman kota memberikan sarana bagi masyarakat putussibau untuk menggunakan sarana tersebut. Namun sayang,keberadaan taman kota di salah fungsikan oleh sebagian masyarakat kapuas hulu.




DANAU SENTARUM,
Merupakan balai konsevasi terbesar di kalimantan barat,itu di karenakan balai konservasi merupakan tempat penagkaran flora dan fauna langka asli kalimantan seprti ikan silok(arwana),orang hutan,buaya sungai,burung enggang serta spesies ikan yang jarang ditemui di tempat lain.
Selain sebagai pusat konservasi, danau sentarum juga di canangkan sebagai paru-paru dunia dan tidak heran sebagian dari Pendapatan Daerah berasal dari balai konservasi ini.

IKAN SILUK (ARWANA),
Mendengar ikan arwana setiap orang pasti membayangkan keindahan serta nilai jual yang sangat tinggi dari ikan ini. Ikan arwana sering di katakan ikan pembawa keberuntungan (hoki),dengan alasan apa banyak orang mengatakan hal demikian.
Ikan asli dari west Borneo mempunyai nilai jual yang sangat tinggi ikan arwanan merah mampu di jual dengan harga 300 juta, dan sekarang banyak masyarakat kapuas hulu telah membudi dayakan ikan ini.

16 Mei, 2009

Inflasi

Inflasi adalah kenaikan harga secara umum, atau inflasi dapat juga dikatakan sebagai penurunan daya beli uang. Makin tinggi kenaikan harga makin turun nilai uang. Defenisi diatas memberikan makna bahwa, kenaikan harga barang tertentu atau kenaikan harga karena panen yang gagal misalnya, tidak termasuk inflasi.
Ukuran inflasi yang paling banyak adalah digunakan adalah: Consumer price indeks” atau “ cost of living indeks”. Indeks ini berdasarkan pada harga dari satu paket barang yang dipilih dan mewakili pola pengeluaran konsumen. Barang-barang dalam paket itu dibobot sesuai dengan kepentingan relatifnya bagi konsumen. Dan data harga diperoleh dalam bentuk indeksasi. Indeks yang lain juga dapat diperoleh dari “deflatoir GNP pada harga konstan”. Kelebihan indeks ini bukan hanya memperhitungkan harga barang konsumen tetapi juga harga barang kapital dan barang ekspor.
Inflasi adalah masalah seluruh dunia. Namun berdasarkan data negara yang sedang berkembang, yang lebih banyak pengalamannya dalam hal ini inflasi dibanding dengan negara industri. Penyebaran inflasi keseluruh dunia terjadi oleh karena adanya mekanisme perdagangan keuangan yang saling berkaitan antara negara dunia.
Inflasi merembes keseluruh dunia dengan bebas. Kenaikan harga minyak empat setengah kali pada tahun 1973 – 1974 telah meningkatkan laju inflasi dunia dengan cepat pada tahun 1974 – 1975. Demikian juga perluasan “money supply” dunia pada tahun 1970 an telah mendorong inflasi. Kenyataan ini adalah akibat kekakuan “exchange rate”. Bila exchange rate (nilai tukar), fleksibel sempurna maka inflasi dapat dihindari. Sebaliknya kebanyakan negara dunia memiliki tingkat penukaran mata uang asing (exchange rate) yang tidak fleksibel, sehingga inflasi tak dapat dihindari.
Generalisasi seperti ini tentu ada kecualinya, yaitu negara yang mempunyai sistem perencanaan sentral di Eropa Timur atau Uni Soviet (tempo dulu).
Pada negara-negara ini harga ditetapkan oleh pemerintah pusat (secara administratif). Jadi bukan karena permainan permintaan dan penawaran. Ini tidak berarti bahwa permintaan tidak pernah melebihi penawaran. Bila kenyataan ini juga terjadi maka penjatahan atau antri dapat diberlakukan terhadap produksi, sebelum penawaran ditingkatkan.
Bahkan kadang-kadang dengan memberikan subsidi. Keadaan seperti ini disebut “represed inflation”. Kelebihan permintaan diatas jumlah barang yang ditawarkan dikontrol oleh negara dan kenaikan harga dapat ditekan.
Inflasi dinegara-negara berkembang belahan barat didominasi oleh Amerika Latin (terutama Argentina, Chili, dan Uruguay). Salah satu negara di Asia yang telah mengalami inflasi hebat atau “hyperyinflation” adalah Indonesia yaitu tahun 1963 – 1971 dimana indeks harga telah naik dari 1000 menjadi 71797.
Berhubung kebanyakan negara yang menganut sistem ekonomi campuran, harga ditentukan oleh mekanisme pasar atau interaksi “supply” dan “demand” maka penyebab inflasi dapat diketahui dari dua hal atau dua sisi yaitu sisi demand dan sisi supply. Bila inflasi disebabkan oleh demand yang berlebihan disebut “demand pull inflation” sebaliknya bila yang ditekankan dari segi supply disebut ”cost push inflation”.
Inflasi yang terjadi karena kelebihan permintaan tersebut tergantung pula pada elastisitas supply. Bila elastisitas supply besar maka kenaikan harga itu akan diimbangi dengan kenaikan produksi sehingga kenaikan harga hanya terasa sedikit sekali. Dalam jangka pendek bila terdapat kapasitas menganggur (produksi bekerja dibawah kapasitas yang tersedia) dan devisa cukup banyak, maka kenaikan permintaan akan mendorong kenaikan produksi dan mendorong pula kenaikan barang impor. Dengan kata lain pengaruh kenaikan permintaan lebih besar pengaruhnya terhadap kenaikan produksi dibanding dengan jenaikan harga. Jadi “demand pulled inflation” akan lebih berbahaya bila terdapat “constrain” dalam hal devisa dan ekonomi telah berada pada posisi yang hampir “ full employment”.



Kesimpulan dari uraian diatas bahwa:
1. Pengaruh kenaikan demand pada situasi deflasi akan mendorong kenaikan produksi, employmen dan pendapatan.
2. Pengaruh kenaikan demand pada situasi ekonomi yang hampir full kapasitas akan mendorong kenaikan harga.
Dilain pihak ahli moneter menganggap bahwa inflasi adalah gejala jumlah uang yang diminta akan mendorong kenaikan permintaan terhadap barang dan jasa. Dan didalam ekonomi yang beroperasi pada tingkat hampir “full employmen” hasilnya adalah demand pulled inflation”
Pada tingkat harga dan institusi tertentu permintaan uang adalah fungsi dari variabel berikut:
1. Tingkat pendapatan real
2. Perluasan moneterisasi terhadap aktivitas ekonomi (ditunjukkan oleh rasio monetary GNP dengan non monetary atau subsistence GNP).
3. Kegunaan memegang uang (the net utility of holding money)

Adapun fungsi permintaan uang adalah sebagai berikut:
MD = f(Y, Z, U) dimana; MD = demand for money
Y = GNP real
Z = ratio of monetary to non monetary activity
U = net utility of holding money






Karena pemahaman U adalah lebih kompleks maka disini perlu diperluas dengan fungsi berikut :
U = f(V, R, X) dimana; V = convenience value of holding money balance
R = tingkat bunga bank
X = tingkat inflasi yang diperkirakan

Makin besar “convenience of holding money” makin tinggi net unility of holding money”. Demikian pula makin tinggi tingkat bunga makin tinggi net utility of holding money. Sebaliknya karena inflasi adalah ”cost dari holding money” maka makin tinggi tingkat inflasi yang diharapkan makin rendah utility of holding money. dIsini hubungan antara U dan R merupakan fungsi negatif. Jadi ”net utility of money” terdiri dari “convenience value” (tambah tingkat bunga yang dibayar dikurangi “the expected rate of inplation” (tingkat inflasi yang diperkirakan).
1) Pandangan struktural
Perubahan sturuktural tak dapat dipisahkan dengan pembangunan ekonomi. Peningkatan pendapatan membawa perubahan pada komposisi dan struktur output. Ketidak seimbangan antara demand dan supply tak dapat dihindari. Demikian juga halnya bila terdapat kelangkaan devisa disektor perdagangan luar negeri. Keperluan impor tak dapat dipenuhi dengan devisa yang langka hal ini mendorong kenaikannya harga-harga.
Ilustrasi khusus keadaan seperti ini adalah ketidakseimbangan yang terjadi pada produksi bahan makanan. Karena produksi disektor pertanian sering tidak elastis maka kenaikan demand menyebabkan kenaikan harga yang lebih besar sebelum terjadi respond output. Padahal harga bahan makanan ini cenderung mempengaruhi harga secara umum. Harga barang disektor industri terdorong naik karenanya, sebagai keberhasilan tuntutan “trade unions” untuk melindungi para pekerja dari kenaikan harga bahan makanan. Demikian pula biaya dimana inputnya berasal dari sektor pertanian mengalami kenaikan
Satu pemecahan dari keadaan seperti ini ialah dengan mengimpor barang-barang, namun kebanyakan negara berkembang kekurangan devisa.
Anggota aliran strukturalis menekankan pada pendapatan ekspor yang tertinggal dibelakang keperluan impor, karena lambatnya ekspansi permintaan dunia terhadap barang-barang primer yang dihasilkan oleh negara-negara yang sedang berkembang. Hambatan tambahan yang memperburuk keadaan.
ialah sikap negara industri yang tidak menginginkan ekspor hasil industri dari negara berkembang.
Kesimpulan teori ini menyatakan sebuah postulat bahwa inflasi akan menemani pembangunan ekonomi oleh karena adanya ketidakseimbangan yang diciptakan oleh perubahan struktural.
2) Dinamika Inflasi
Didalam perekonomian terdapat kekuatan-kekuatan mekanisme yang menopang inflasi. Fakta menyatakan bahwa inflasi itu mempengaruhi distribusi pendapatan real. Upah mungkin menjadi tertinggal dibanding harga. Keuntungan pengusaha tertekan kebawah karena kenaikan biaya. Hal ini menurunkan pendapatan real pemilik modal. Tuan tanah menerima lebih sedikit. Anggaran pemerintah menderita karena pajak yang diterima menurun. Dalam menghadapi kenyataan ini semua kelompok-kelompok tertentu mencoba melindungi kepentingannya. “Trade unions” mencoba mempertahankan upah real dengan keras. Pemilik modal berupaya untuk meningkatkan profitnya. Pemerintah mencoba mengatasi pengeluarannya dengan meminjam dari bank. Secara keseluruhan tindakan ini telah turut memompa jumlah uang yang lebih besar lagi di dalam perekonomian. Hasil yang sama dapat juga terjadi karena menurunnya disiplin keuangan yang mempersukar kontrol terhadap anggaran. Interaksi antara kelompok-kelompok untuk mempertahankan kepentingannya telah membawa kepada “the dinamic of inflation”. Tindakan setiap kelompok dengan respondnya masing-masing telah membawa kenaikan harga lebih jauh. Salah satu contoh adalah “anggregate spiral”.
Contoh ini lebih relevan dengan negara industri dibanding negara berkembang. Diasumsikan upah harga naik karena suatu alasan, misalnya karena kenaikan harga barang. Jika trade unions mengorganisir tenaga kerja maka mereka dapat menuntut upah yang lebih tinggi. Akibat dari tindakan ini harga naik lagi karena biaya yang meningkat, yang selanjutnya mendorong lagi tuntutan baru terhadap upah dan demikian seterusnya, upah dan harga saling mengejar antara satu dengan yang lain.
Kekuatan lain yang berasal dari sistem moneter. Seperti diketahui perkiraan terhadap inflasi menurunkan net utility dari pemegang uang. Akibat menurunkan permintaan terhadap uang dan mendorong kembali kenaikan harga dan mempercepat laju inflasi. Demikian seterusnya orang-orang selalu berusaha untuk meminimalkan jumlah uang yang dipegangnya dan terus akan meningkatkan harga.
Kesimpulan “Money flight” terjadi ketika inflasi demikian cepatnya menurunkan daya beli uang, sehingga orang-orang mengurangi uang yang dipegangnya sedapat mungkin dan memilih untuk memiliki barang. Permintaan uang menurun dan permintaan barang meningkat. Sementara supply barang menurun. Kenyataan ini dapat menimbulkan spiral inflasi kumulatif. Sejak tahun 50-an beberapa negara berkembang mempunyai pengalaman dengan hyperiflation.
Mengapa Pemerintah Memperkenankan Inflasi.
Sejak money supply sebagian dikontrol oleh pemerintah, maka sering timbul pertanyaan mengapa pemerintah membiarkan money supply cepat meluas, sementara kestabilan harga dapat terganggu karenannya. Sesungguhnya pengeluaran pemerintah sendirilah yang kerapkali menjadi sumber ekspansi moneter. Padahal inflasi tidak disukai dan mereka sering berkata bahwa kestabilan harga adalah salah satu tujuan yang ingin dicapai.
Bagaimana menjelaskan seperti ini.
Jawaban pertanyaan diatas barangkali terletak pada ukuran inflasi mana yang dianggap moderat walaupun tidak populer. Keberadaan tingkat pengangguran yang tinggi adalah salah satu alasan untuk maksud ini. Pada pertengahan tahun 70-an di negara industri Barat mengalami stagflasi dimana tingkat inflasi tinggi terjadi secara bersama-sama dengan tingkat pengangguran yang tinggi. Ini adalah salah satu situasi dimana pemerintah mengalami kesulitan untuk mengontrol karena harga naik bersamaan dengan kurangnya pekerjaan. Memilih salah satunya cenderung memperburuk keadaan keduanya. Namun untuk negara-negara yang sedang berkembang kombinasi antara tingkat pengangguran yang tinggi dengan inflasi merupakan kondisi yang seakan permanen. Inflasi dengan kurangnya kesempatan kerja merupakan karakteristik dari negara yang sedang berkembang.

Adapun peralatan yang digunakan untuk mengatasi inflasi adalah sebagai berikut :
- Berupaya menurunkan total demand dengan menurunkan anggaran pemerintah.
- Membatasi kredit.
- Meningkatkan pajak yang sering memperburuk tingkat pengangguran.

15 Mei, 2009

Vitamin

VITAMIN
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
Vitamin berdasarkan kelarutannya di dalam air :
- Vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B dan Vitamin C
- Vitamin yang tidak larut di dalam air : Vitamin A, D, E, dan K atau disingkat Vitamin ADEK.
1. Vitamin A
- sumber vitamin A =
susu, ikan, sayuran berwarna hijau dan kuning, hati, buah-buahan warna merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, pepaya, dan lain-lain)
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A =
rabun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat, dan lain-lain.
2. Vitamin B1
- sumber yang mengandung vitamin B1 =
gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur, dan sebagainya
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1 =
kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.
3. Vitamin B2
- sumber yang mengandung vitamin B2 =
sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, susu, dan banyak lagi lainnya.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2 =
turunnya daya tahan tubuh, kilit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan, dan sebagainya.
4. Vitamin B3
- sumber yang mengandung vitamin B3 =
buah-buahan, gandum, ragi, hati, ikan, ginjal, kentang manis, daging unggas dan sebagainya
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3 =
terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan kejang, insomnia, bedan lemas, mudah muntah dan mual-mual, dan lain-lain
5. Vitamin B5
- sumber yang mengandung vitamin B5 =
daging, susu, sayur mayur hijau, ginjal, hati, kacang ijo, dan banyak lagi yang lain.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B5 =
otot mudah menjadi kram, sulit tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik, dan lain-lain
6. Vitamin B6
- sumber yang mengandung vitamin B6 =
kacang-kacangan, jagung, beras, hati, ikan, beras tumbuk, ragi, daging, dan lain-lain.
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6 =
pelagra alias kulit pecah-pecah, keram pada otot, insomnia atau sulit tidur, dan banyak lagi lainnya.
7. Vitamin B12
- sumber yang mengandung vitamin B12 =
telur, hati, daging, dan lainnya
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 =
kurang darah atau anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit pada kulit, dan sebagainya
8. Vitamin C
- sumber yang mengandung vitamin C =
jambu klutuk atau jambu batu, jeruk, tomat, nanas, sayur segar, dan lain sebagainya
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C =
mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain
9. Vitamin D
- sumber yang mengandung vitamin D =
minyak ikan, susu, telur, keju, dan lain-lain
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D =
gigi akan lebih mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.
10. Vitamin E
- sumber yang mengandung vitamin E =
ikan, ayam, kuning telur, kecambah, ragi, minyak tumbuh-tumbuhan, havermut, dsb
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E =
bisa mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll
11. Vitamin K
- sumber yang mengandung vitamin K =
susu, kuning telur, sayuran segar, dkk
- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K =
darah sulit membeku bila terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh, dan sebagainya

RICE

RICE


1. Rest (istirahat). Bagian tubuh yang cedera harus segera diistirahatkan, karena gerakan aktif akan meningkatkan perdarahan dan pembengkakan yang terjadi sehingga nyeri akan berlanjut.
2. Ice (es). Bagian tubuh yang cedera dikompres dingin / es, bertujuan untuk terjadinya vasokontriksi lokal (pengurutan pembuluh darah lokal), mengurangi terjadinya perdarahan dan pembengkakan, mengurangi rasa nyeri, mengurangi reaksi inflamasi (peradangan) dan spasme otot. Mula-mula kompres dingin/es dilakukan selama 15-20 menit setiap 1-2 jam, kemudian frekwensi diturunkan secara bertahap sampai 24-48 jam disesuaikan dengan berat ringannya cedera yang terjadi.
3. Compression (balut tekan). Penggunaan bandage untuk balut telan pada daerah yang mengalami cedera akan menurunkan tingkat perdarahan dan mencegah terjadinya pembengkakan.
4. Elevation (meninggikan). Bagian badan yang mengalami cedera diposisikan lebih tinggi sehingga aliran arah ke bagian yang cedera berkurang. RICE dilakukan selama 24-48 jam pertama sejak terjadinya cedera. Setelah itu dapat dilakukan kombinasi kompres dingin dan hangat untuk memperbaiki vaskularisasi (sirkulasi) jaringan yang cedera.

MAKANAN BAGI TUBUH

MAKANAN BAGI TUBUH

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, orang tidak terlepas dari makanan, karena makanan adalah salah satu persyaratan pokok untuk manusia, disamping udara (oksigen). Empat fungsi pokok makanan bagi kehidupan manusia adalah untuk :
a. Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan / perkembangan serta mengganti
jaringan tubuh yang rusak.
b. Memperoleh energi guna melakukan kegiatan sehari-hari.
c. Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air, mineral dan
cairan tubuh yang lain.
d. Berperan didalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit.
Agar makanan dapat berfungsi seperti itu maka makanan yang kita makan sehari-hari tidak hanya sekedar makanan. Makanan harus mengandung zat-zat tertentu sehingga memenuhi fungsi tersebut, dan zat-zat gizi ini disebut gizi. Dengan perkataan lain makanan yang kita makan sehari-hari harus dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Ilmu yang mempelajari atau mengkaji masalah makanan yang dikaitkan dengan kesehatan ini disebut ilmu gizi. Batasan klasik mengatakan bahwa ilmu gizi ialah ilmu yang mempelajari nasib makanan sejak ditelah sampai diubah menjadi bagian tubuh dan energi serta diekskresikan sebagai sisa. (Achmad Djaeni, 1987).
Dalam perkembangan selanjutnya ilmu gizi mulai dari pengadaan, pemilihan, pengolahan sampai dengan penyajian makanan tersebut. Dari batasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa ilmu gizi itu mencakup 2 komponen penting yaitu makanan dan kesehatan.
Untuk mencapai kesehatan yang optimal diperlukan makanan bukan sekedar makanan tetapi makanan yang mengandung gizi atau zat-zat gizi. Zat-zat makanan yang diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan ini dikelompokkan menjadi 5 macam, yakni protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Fungsi-fungsi zat makanan itu antara lain sebagai berikut :
a. Protein
Protein diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (protein nabati) dan makanan dari hewan (protein hewani). Fungsi protein bagi tubuh antara lain :
- membangun sel-sel yang rusak.
- membentuk zat-zat pengatur seperti enziim dan hormon.
- membentuk zat inti energi (1 gram proteein kira-kira menghasilkan 4,1 kalori).
b. Lemak
Lemak berasal dari minyak goreng, daging, margarin, dan sebagainya. Fungsi pokok lemak bagi tubuh ialah :
- menghasilkan kalori terbesar dalam tubuuh manusia (1 gram lemak menghasilkan
9,3 kalori).
- sebagai pelarut vitamin A,D,E,K.
- sebagai pelindung terhadap bagian-bagiaan tubuh tertentu dan pelindung bagian
tubuh pada temperatur rendah.
c. Karbohidrat
Karbohidrat berdasarkan gugus penyusun gulanya dapat dibedakan menjadi monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Fungsi karbohidrat adalah juga salah satu pembentuk energi yang paling murah, karena pada umumnya sumber karbohidrat ini berasal dari tumbuh-tumbuhan (beras, jagung, singkong, dan sebagainya) yang merupakan makanan pokok.
d. Vitamin-vitamin
Vitamin dibedakan menjadi 2, yakni vitamin yang larut dalam air (vitamin A dan B) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E,K).
Fungsi masing-masing vitamin ini antara lain :
1. Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur
kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata.
2. Vitamin B1 berfungsi untuk metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam
tubuh dan membantu penyerapan zat lemak oleh usus.
3. Vitamin B2 berfungsi dalam pemindahan rangsang sinar ke saraf mata dan enzim
dan berfungsi dalam proses oksidasi dalam sel-sel.
4. Vitamin B6 berfungsi dalam pembuatan sel-sel darah dan dalam proses
pertumbuhan dan dalam proses pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf.
5. Vitamin C berfungsi sebagai aktivator macam-macam fermen perombak protein
dan lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting dalam
pembentukan trombosit.
6. Vitamin D berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor dalam bersama-sama
kelenjar anak gondok, memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus, dan
mempengaruhi kerja kelenjar endokrin.
7. Vitamin E berfungsi mencegah perdarahan bagi wanita hamil serta mencegah
keguguran dan diperlukan pada saat sel sedang membelah.
8. Vitamin K berfungsi dalam pembentukan protrombin, yang berarti penting dalam
proses pembekuan darah.
e. Mineral
Mineral terdiri dari zat kapur (Ca), zat besi (Fe), zat fluor (F), natrium (Na) dan chlor (Cl), kalium (K) dan iodium (I). Secara umum fungsi mineral adalah sebagai bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan.

Karbohidrat

Karbohidrat


Karbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi sumber energi utama dan sumber
serat makanan. Komponen ini disusun oleh 3 unsur utama, yaitu karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Jenis-jenis
karbohidrat sangat beragam dan mereka dibedakan satu dengan yang lain
berdasarkan susunan atom-atomnya, panjang/pendeknya rantai serta jenis ikatan
akan membedakan karbohidrat yang satu dengan lain. Dari kompleksitas strukturnya dikenal
kelompok karbohidrat sederhana (seperti monosakarida dan disakarida) dan karbohidrat
dengan struktur yang kompleks atau polisakarida (seperti pati, glikogen,
selulosa dan hemiselulosa). Di samping itu, terdapat oligosakarida (stakiosa,
rafinosa, fruktooligosakarida, galaktooligosakarida) dan dekstrin yang memiliki
rantai monosakarida yang lebih pendek dari polisakarida.
Berdasarkan nilai gizi dan kemampuan saluran pencernaan manusia untuk
mencernanya, karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi karbohidrat yang dapat
dicerna dan karbohidrat yang tidak dapat dicerna. Karbohidrat dari kelompok yang
dapat dicerna, bisa dipecah oleh enzim a- amilase untuk menghasilkan energi.
Monokasarida, disakarida, dekstrin dan pati adalah kelompok karbohidrat yang
dapat dicerna. Karbohidrat yang tidak dapat dicerna (juga dikelompokkan sebagai
serat makanan/dietary fiber) tidak bisa
dipecah oleh enzim a-amilase.
Contohnya adalah selulosa, hemiselulosa, lignin dan substansi pektat.
Disamping sebagai sumber pemanis, fungsi penting karbohidrat dalam proses
pengolahan pangan adalah sebagai bahan pengisi, pengental, penstabil emulsi,
pengikat air, pembentuk flavor dan aroma, pembentuk tekstur dan berperan dalam
reaksi pencoklatan. Komponen ini juga digunakan sebagai bahan baku
proses fermentasi.

MINERAL

MINERAL

Mineal merupakan sekelompok senyawa anorganik yang dibutuhkan tubuh untuk kelancaran proses metabolisme. Mineral ini pun dibagi menjadi dua, yaitu mineral utama yang terdiri dari kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium, klorida dan sulfur. Sementara jenis kedua biasa disebut dengan trace mineral, diantaranya adalah zat besi, seng, mangnesium, kobalt, tembaga, yodium, kromium, selenium, nikel dan silikon.

Setiap sumber mineral itu pun memliki fungsi masing-masing yang harus dicukupi, dimana kadar mineral dalam tubuh dari kedua jenis ini harus tetap seimbang demi kesehatan tubuh. Caranya tak lain dengan banyak mengkonsumsi buah-buahan, susu, dan sayuran yang menjadi sumber mineral alami. Misalnya bila kita meningkatkan konsumsi pisang, tomat, susu kedelai, dan bayam, maka hal ini berguna untuk memberi asupan kalium yang cukup bagi tubuh. Kalium sendiri dibutuhkan untuk kesehatan otot dan syaraf. Apabila tubuh kekurangan kalium, risiko timbulnya berbagai keluhan seperti tubuh terasa lemas, nyeri, dan terjadinya ketegangan syaraf pun dapat meningkat. Daun selada, ketimun, kentang, dan kacang merupakan makanan lain yang juga kaya akan kalium. Demikian pula halnya dengan jenis mineral lainnya yang akan menimbulkan dampak tersendiri bila asupan pada tubuh berkurang.

Namun, kesadaran untuk mengkonsumsi mineral sekarang ini kian minim. Bukan hanya karena sayur dan buah yang tidak termasuk ke daftar makanan favorit, tetapi juga karena proses makanan yang kurang baik dan juga timbulnya berbagai maam makanan Instant sekarang ini seperti Mie Rebus, Bubur Instant, dll, dan juga karena proses makanan yang kurang baik.

Penggunaan teknologi khusus, penggunaan zat pengawet dan zat kimiawi merupakan salah satu penyebab hilangnya kandungan mineral dan vitamin lainnya yang diperlukan bagi tubuh. Akibatnya, yang masuk kedalam tubuh hanyalah ampas, meski terasa endak di lidah. Itu sebabnya, meski banyak orang yang tubuhnya terlihat sehat dan subur, namun bisa saja mengalami kekurangan mineral.

Oleh karena itu, perubahan pola makan harus dimulai dari sekarang, jangan karena kita terlalu sering diam didepan komputer hingga lupa waktu, dll. Mengkonsumsi buah dan sayur secara teratur dengan pengolahan yang tepat menjadi dasar untuk mendapat mineral bagi tubuh.

AIR

AIR



Air berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, membantu pencernaan dan proses kimia tubuh, membuang kotoran, melancarkan persendian, dan menyalurkan nutrisi ke sel sel tubuh.
Demikian pentingnya air, tubuh kita lebih bisa bertahan tanpa makanan daripada tanpa air.Rata-rata, tubuh kita mengandung sekitar 60% air. Dari otak, otot, dan kulit yang mengandung sekitar 75% air sampai ke tulang yang mengandung sekitar 20% air. Karena itu, sudah sewajarnya kita memperhatikan quality dan quantity air yang kita minum.
Untuk berfungsi dengan baik, tubuh memerlukan sekitar 2 liter air setiap hari, tergantung dari berat badan dan aktivitas yang dilakukan. Minumlah secara berkala sekitar 1 gelas air setiap jamnya. Jangan menggunakan rasa haus sebagai tanda untuk minum karena pada saat itu tubuh sudah benar benar kekurangan air.Juga, minimalkan minuman yang mengandung kafein (kopi, teh, soft-drinks) dan alkohol karena minuman tersebut bersifat diuretic, yaitu mengeluarkan lebih banyak air dari tubuh daripada memasukan. Sehingga pada akhirnya, tubuh akan menjadi lebih haus dari sebelumnya.

Sedangkan untuk quality, minumlah air yang semurni mungkin. Air yang murni dengan sendirinya bebas dari zat-zat lain, termasuk mineral. Tetapi jangan dirisaukan karena kemurnian air jauh lebih penting dari mineralnya. Semua ahli nutrisi (termasuk World Health Organization) akan mengkonfirmasi bahwa sumber utama mineral tubuh kita datangnya dari sayuran dan buah-buahan yang kita makan dan bukan dari air minum. Demikian pula jenisnya, mineral yang terkandung di dalam sayur dan buah lebih cocok untuk tubuh manusia dibandingkan mineral yang berasal dari air tanah (organik vs. anorganik).

Bila kebutuhan air tubuh kita tidak dipenuhi, maka sedikit demi sedikit masalah kesehatan akan mulai muncul. Mulai dari rasa lelah (fatigue) dan sakit kepala, sampai yang parah seperti batu ginjal. Air diperlukankan oleh semua organ dalam tubuh agar dapat berfungsi dengan sempurna seperti :
1. Proses pembuangan racun / toxin
2. Pelicin bagi sendi-sendi
3. Membantu proses pencernaan
4. Menstabilkan suhu tubuh
5. Metabolisma tubuh

Tugas Akhir Makroekonomi

TUGAS AKHIR SEMESTER EKONOMIMAKRO
“Inflasi dan Kenyataannya”

DI SUSUN OLEH :
HERDIAN NURBENI (141080239)

JURUSAN EKONOMI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2009



Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas akhir semester matakuliah Makroekonomi yang berjudul Inflasi dan Kenyataannya.
Makalah ini berisi tentang bagaimana Inflasi berdasarkan pada kenyataan serta fakta yang ada yang di sajikan dengan menggunakan teori-teori yang relevan guna mempermudah pemaham bagi pembaca.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih atas dukungan dari Dosen Matakuliah Makroekonomi yang telah membimbing kelancaran pembuatan makalah ini, teman-teman seperjuangan yang selalu menjadi sumber semangat dan inspirasi bagi penulis mulai dari pembuatan sampai selesainya makalah ini, penulis mohon kritik dan saran membangun guna penyempurnaan makalah ini.

Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam menambah wawasan dan pengetahuan khususnya di bidang Makroekonomi.


Penulis,





i



DAFTAR ISI



Kata Pengantar i
Daftarisi ii

1. Latar Belakang Masalah 1
2. Identifikasi Masalah 2
3. Pembahasan Berdasarkan Teori yang Relevan 3
1. PandanganStruktural 7
2. DinamikavInflas 8
4.Kesimpulan 10
5. Daftar pustaka 13





ii



1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan makro ekonomi Indonesia akhir-akhir ini mengalami perkembangan pasang surut. Inflasi, nilai tukar, tingkat suku bunga dan pengangguran merupakan beberapa yang mengalami perkembangan itu, baik pengaruhnya terhadap variabel tertentu ataupun berpengaruh terhadap perekonomian secara keseluruhan. Dua diantara indikator tersebut yang dipantau terus menerus adalah inflasi dan pengangguran. Inflasi secara ringkas dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang-barang (Mankiw, 1998). Dengan kenaikan harga tersebut, perekonomian akan mengalami ketidakstabilan dan akan mempengaruhi perilaku baik itu masyarakat ataupun pemerintah. Dengan naiknya harga-harga, maka minat masyarakat untuk menabung cenderung turun. Kemudian untuk menarik uang, pemerintah menaikkan tingkat suku bunga yang berakibat turunnya minat untuk investasi, yang berarti adanya kecenderungan penurunan akumulasi modal sehingga pertumbuhan dan kestabilan perekonomian akan terganggu.
Perkembangan inflasi di Indonesia menunjukkan fluktusi yang bervariasi dari waktu ke waktu. Inflasi mulai menjadi perhatian ketika adanya krisis pada tahun 1960-an dimana Indonesia mengalami hiperinflasi sebesar 650% sehingga perekonomian terguncang dengan hebat. Tetapi kemudian tekanan tersebut dapat diatasi dengan menerapkan kebijakan anti-inflasi, sehingga pada Repelita II, III, dan IV inflasi menurun menjadi sebesar 14.77%, 13.6% dan 6.9%. Tetapi kemudian krisis kembali menghantam negeri ini pada tahun 1998 yang berdampak pada smua aspek kehidupan.
Berbicara masalah pengangguran, berarti membicarakan masalah sosial dan ekonomi, karena pengangguran aelain menyebabkan masalah sosial juga memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu Negara khususnya Negara yang masih berkembang seperti Indonesiaini.



1


2. Identifikasi Masalah

Salah satu titik awal kelahiran ilmu ekonomi makro adalah adanya permasalahan ekonomi jangka pendek yang tidak dapat diatasi oleh teori ekonomi klasik. Masalah jangka pendek ekonomi tersebut yaitu inflasi, pengangguran dan neraca pemba-yaran. Munculnya ekonomi makro dimulai dengan terjadinya depresi ekonomi Amerika Serikat pada tahun 1929. Depresi merupakan suatu malapetaka yang terjadi dalam ekonomi di mana kegiatan produksi terhenti akibat adanya inflasi yang tinggi dan pada saat yang sama terjadi pengangguran yang tinggi pula.
Inflasi (inflation) adalah gejala yang menunjukkan kenaikan tingkat harga umum yang berlangsung terus menerus. Dari pengertian tersebut maka apabila terjadi kenaikan harga hanya bersifat sementara, maka kenaikan harga yang sementara sifatnya tersebut tidak dapat dikatakan inflasi. Semua negara di dunia selalu menghadapi permasalahan inflasi ini. Oleh karena itu, tingkat inflasi yang terjadi dalam suatu negara merupakan salah satu ukuran untuk mengukur baik buruknya masalah eko-nomi yang dihadapi suatu negara. Bagi negara yang perekono-miannya baik, tingkat inflasi yang terjadi berkisar antara 2 sampai 4 persen per tahun. Tingkat inflasi yang berkisar antara 2 sampai 4 persen dikatakan tingkat inflasi yang rendah. Selanjut tingkat inflasi yang berkisar antara 7 sampai 10 persen dikatakan inflasi yang tinggi. Namun demikian ada negara yang meng-hadapai tingkat inflasi yang lebih serius atau sangat tinggi, misalnya Indonesia pada tahun 1966 dengan tingkat inflasi 650 persen. Inflasi yang sangat tinggi tersebut disebut hiper inflasi (hyper inflation).


Didasarkan pada faktor-faktor penyebab inflasi maka ada tiga jenis inflasi yaitu:
1) inflasi tarikan permintaan (demand-pull inflation)
adalah inflasi yang disebabkan karena adanya kenaikan permintaan agregat yang sangat besar dibandingkan dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Karena jumlah barang yang diminta lebih besar dari pada barang yang ditawarkan maka terjadi kenaikan harga. Inflasi tarikan permintaan biasanya berlaku pada saat perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan pertumbuhan eko-nomi berjalan dengan pesat (full employment and full capacity). Dengan tingkat pertumbuhan yang pesat/tinggi mendorong peningkatan permintaan sedangkan barang yang ditawarkan tetap karena kapasitas produksi sudah maksimal sehingga mendorong kenaikan harga yang terus menerus

2
2) inflasi desakan biaya (cost-push inflation)
adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan tingkat produktivitas dan efisiensi, sehingga perusahaan mengurangi supply barang dan jasa. Pening-katan biaya produksi akan mendorong perusahaan menaikan harga barang dan jasa, meskipun mereka harus menerima resiko akan menghadapi penurunan permintaan terhadap barang dan jasa yang mereka produksi. inflasi karena pengaruh impor (imported inflation).
3) inflasi karena pengaruh impor (imported inflation).
karena pengaruh impor adalah inflasi yang terjadi karena naiknya harga barang di negara-negara asal barang itu, sehingga terjadi kenaikan harga umum di dalam negeri.



3



3. Pembahasan Berdasarkan Teori yang Relevan
Inflasi adalah kenaikan harga secara umum, atau inflasi dapat juga dikatakan sebagai penurunan daya beli uang. Makin tinggi kenaikan harga makin turun nilai uang. Defenisi diatas memberikan makna bahwa, kenaikan harga barang tertentu atau kenaikan harga karena panen yang gagal misalnya, tidak termasuk inflasi.
Ukuran inflasi yang paling banyak adalah digunakan adalah: Consumer price indeks” atau “ cost of living indeks”. Indeks ini berdasarkan pada harga dari satu paket barang yang dipilih dan mewakili pola pengeluaran konsumen. Barang-barang dalam paket itu dibobot sesuai dengan kepentingan relatifnya bagi konsumen. Dan data harga diperoleh dalam bentuk indeksasi. Indeks yang lain juga dapat diperoleh dari “deflatoir GNP pada harga konstan”. Kelebihan indeks ini bukan hanya memperhitungkan harga barang konsumen tetapi juga harga barang kapital dan barang ekspor.
Inflasi adalah masalah seluruh dunia. Namun berdasarkan data negara yang sedang berkembang, yang lebih banyak pengalamannya dalam hal ini inflasi dibanding dengan negara industri. Penyebaran inflasi keseluruh dunia terjadi oleh karena adanya mekanisme perdagangan keuangan yang saling berkaitan antara negara dunia.
Inflasi merembes keseluruh dunia dengan bebas. Kenaikan harga minyak empat setengah kali pada tahun 1973 – 1974 telah meningkatkan laju inflasi dunia dengan cepat pada tahun 1974 – 1975. Demikian juga perluasan “money supply” dunia pada tahun 1970 an telah mendorong inflasi. Kenyataan ini adalah akibat kekakuan “exchange rate”. Bila exchange rate (nilai tukar), fleksibel sempurna maka inflasi dapat dihindari. Sebaliknya kebanyakan negara dunia memiliki tingkat penukaran mata uang asing (exchange rate) yang tidak fleksibel, sehingga inflasi tak dapat dihindari.
Generalisasi seperti ini tentu ada kecualinya, yaitu negara yang mempunyai sistem perencanaan sentral di Eropa Timur atau Uni Soviet (tempo dulu).
Pada negara-negara ini harga ditetapkan oleh pemerintah pusat (secara administratif). Jadi bukan karena permainan permintaan dan penawaran. Ini tidak berarti bahwa permintaan tidak pernah melebihi penawaran. Bila kenyataan ini juga terjadi maka penjatahan atau antri dapat diberlakukan terhadap produksi, sebelum penawaran ditingkatkan.

4
Bahkan kadang-kadang dengan memberikan subsidi. Keadaan seperti ini disebut “represed inflation”. Kelebihan permintaan diatas jumlah barang yang ditawarkan dikontrol oleh negara dan kenaikan harga dapat ditekan.
Inflasi dinegara-negara berkembang belahan barat didominasi oleh Amerika Latin (terutama Argentina, Chili, dan Uruguay). Salah satu negara di Asia yang telah mengalami inflasi hebat atau “hyperyinflation” adalah Indonesia yaitu tahun 1963 – 1971 dimana indeks harga telah naik dari 1000 menjadi 71797.
Berhubung kebanyakan negara yang menganut sistem ekonomi campuran, harga ditentukan oleh mekanisme pasar atau interaksi “supply” dan “demand” maka penyebab inflasi dapat diketahui dari dua hal atau dua sisi yaitu sisi demand dan sisi supply. Bila inflasi disebabkan oleh demand yang berlebihan disebut “demand pull inflation” sebaliknya bila yang ditekankan dari segi supply disebut ”cost push inflation”.
Inflasi yang terjadi karena kelebihan permintaan tersebut tergantung pula pada elastisitas supply. Bila elastisitas supply besar maka kenaikan harga itu akan diimbangi dengan kenaikan produksi sehingga kenaikan harga hanya terasa sedikit sekali. Dalam jangka pendek bila terdapat kapasitas menganggur (produksi bekerja dibawah kapasitas yang tersedia) dan devisa cukup banyak, maka kenaikan permintaan akan mendorong kenaikan produksi dan mendorong pula kenaikan barang impor. Dengan kata lain pengaruh kenaikan permintaan lebih besar pengaruhnya terhadap kenaikan produksi dibanding dengan jenaikan harga. Jadi “demand pulled inflation” akan lebih berbahaya bila terdapat “constrain” dalam hal devisa dan ekonomi telah berada pada posisi yang hampir “ full employment”.



5


Kesimpulan dari uraian diatas bahwa:
1. Pengaruh kenaikan demand pada situasi deflasi akan mendorong kenaikan produksi, employmen dan pendapatan.
2. Pengaruh kenaikan demand pada situasi ekonomi yang hampir full kapasitas akan mendorong kenaikan harga.
Dilain pihak ahli moneter menganggap bahwa inflasi adalah gejala jumlah uang yang diminta akan mendorong kenaikan permintaan terhadap barang dan jasa. Dan didalam ekonomi yang beroperasi pada tingkat hampir “full employmen” hasilnya adalah demand pulled inflation”
Pada tingkat harga dan institusi tertentu permintaan uang adalah fungsi dari variabel berikut:
1. Tingkat pendapatan real
2. Perluasan moneterisasi terhadap aktivitas ekonomi (ditunjukkan oleh rasio monetary GNP dengan non monetary atau subsistence GNP).
3. Kegunaan memegang uang (the net utility of holding money)

Adapun fungsi permintaan uang adalah sebagai berikut:
MD = f(Y, Z, U) dimana; MD = demand for money
Y = GNP real
Z = ratio of monetary to non monetary activity
U = net utility of holding money

Karena pemahaman U adalah lebih kompleks maka disini perlu diperluas dengan fungsi berikut :
U = f(V, R, X) dimana; V = convenience value of holding money balance
R = tingkat bunga bank
X = tingkat inflasi yang diperkirakan




6



Makin besar “convenience of holding money” makin tinggi net unility of holding money”. Demikian pula makin tinggi tingkat bunga makin tinggi net utility of holding money. Sebaliknya karena inflasi adalah ”cost dari holding money” maka makin tinggi tingkat inflasi yang diharapkan makin rendah utility of holding money. dIsini hubungan antara U dan R merupakan fungsi negatif. Jadi ”net utility of money” terdiri dari “convenience value” (tambah tingkat bunga yang dibayar dikurangi “the expected rate of inplation” (tingkat inflasi yang diperkirakan).
1) Pandangan struktural
Perubahan sturuktural tak dapat dipisahkan dengan pembangunan ekonomi. Peningkatan pendapatan membawa perubahan pada komposisi dan struktur output. Ketidak seimbangan antara demand dan supply tak dapat dihindari. Demikian juga halnya bila terdapat kelangkaan devisa disektor perdagangan luar negeri. Keperluan impor tak dapat dipenuhi dengan devisa yang langka hal ini mendorong kenaikannya harga-harga.
Ilustrasi khusus keadaan seperti ini adalah ketidakseimbangan yang terjadi pada produksi bahan makanan. Karena produksi disektor pertanian sering tidak elastis maka kenaikan demand menyebabkan kenaikan harga yang lebih besar sebelum terjadi respond output. Padahal harga bahan makanan ini cenderung mempengaruhi harga secara umum. Harga barang disektor industri terdorong naik karenanya, sebagai keberhasilan tuntutan “trade unions” untuk melindungi para pekerja dari kenaikan harga bahan makanan. Demikian pula biaya dimana inputnya berasal dari sektor pertanian mengalami kenaikan
Satu pemecahan dari keadaan seperti ini ialah dengan mengimpor barang-barang, namun kebanyakan negara berkembang kekurangan devisa.
Anggota aliran strukturalis menekankan pada pendapatan ekspor yang tertinggal dibelakang keperluan impor, karena lambatnya ekspansi permintaan dunia terhadap barang-barang primer yang dihasilkan oleh negara-negara yang sedang berkembang. Hambatan tambahan yang memperburuk keadaan.
ialah sikap negara industri yang tidak menginginkan ekspor hasil industri dari negara berkembang.
Kesimpulan teori ini menyatakan sebuah postulat bahwa inflasi akan menemani pembangunan ekonomi oleh karena adanya ketidakseimbangan yang diciptakan oleh perubahan struktural.




7



2) Dinamika Inflasi
Didalam perekonomian terdapat kekuatan-kekuatan mekanisme yang menopang inflasi. Fakta menyatakan bahwa inflasi itu mempengaruhi distribusi pendapatan real. Upah mungkin menjadi tertinggal dibanding harga. Keuntungan pengusaha tertekan kebawah karena kenaikan biaya. Hal ini menurunkan pendapatan real pemilik modal. Tuan tanah menerima lebih sedikit. Anggaran pemerintah menderita karena pajak yang diterima menurun. Dalam menghadapi kenyataan ini semua kelompok-kelompok tertentu mencoba melindungi kepentingannya. “Trade unions” mencoba mempertahankan upah real dengan keras. Pemilik modal berupaya untuk meningkatkan profitnya. Pemerintah mencoba mengatasi pengeluarannya dengan meminjam dari bank. Secara keseluruhan tindakan ini telah turut memompa jumlah uang yang lebih besar lagi di dalam perekonomian. Hasil yang sama dapat juga terjadi karena menurunnya disiplin keuangan yang mempersukar kontrol terhadap anggaran. Interaksi antara kelompok-kelompok untuk mempertahankan kepentingannya telah membawa kepada “the dinamic of inflation”. Tindakan setiap kelompok dengan respondnya masing-masing telah membawa kenaikan harga lebih jauh. Salah satu contoh adalah “anggregate spiral”.
Contoh ini lebih relevan dengan negara industri dibanding negara berkembang. Diasumsikan upah harga naik karena suatu alasan, misalnya karena kenaikan harga barang. Jika trade unions mengorganisir tenaga kerja maka mereka dapat menuntut upah yang lebih tinggi. Akibat dari tindakan ini harga naik lagi karena biaya yang meningkat, yang selanjutnya mendorong lagi tuntutan baru terhadap upah dan demikian seterusnya, upah dan harga saling mengejar antara satu dengan yang lain.
Kekuatan lain yang berasal dari sistem moneter. Seperti diketahui perkiraan terhadap inflasi menurunkan net utility dari pemegang uang. Akibat menurunkan permintaan terhadap uang dan mendorong kembali kenaikan harga dan mempercepat laju inflasi. Demikian seterusnya orang-orang selalu berusaha untuk meminimalkan jumlah uang yang dipegangnya dan terus akan meningkatkan harga.
Kesimpulan “Money flight” terjadi ketika inflasi demikian cepatnya menurunkan daya beli uang, sehingga orang-orang mengurangi uang yang dipegangnya sedapat mungkin dan memilih untuk memiliki barang. Permintaan uang menurun dan permintaan barang meningkat. Sementara supply barang menurun. Kenyataan ini dapat menimbulkan spiral inflasi kumulatif. Sejak tahun 50-an beberapa negara berkembang mempunyai pengalaman dengan hyperiflation.





8



Mengapa Pemerintah Memperkenankan Inflasi.
Sejak money supply sebagian dikontrol oleh pemerintah, maka sering timbul pertanyaan mengapa pemerintah membiarkan money supply cepat meluas, sementara kestabilan harga dapat terganggu karenannya. Sesungguhnya pengeluaran pemerintah sendirilah yang kerapkali menjadi sumber ekspansi moneter. Padahal inflasi tidak disukai dan mereka sering berkata bahwa kestabilan harga adalah salah satu tujuan yang ingin dicapai.
Bagaimana menjelaskan seperti ini.
Jawaban pertanyaan diatas barangkali terletak pada ukuran inflasi mana yang dianggap moderat walaupun tidak populer. Keberadaan tingkat pengangguran yang tinggi adalah salah satu alasan untuk maksud ini. Pada pertengahan tahun 70-an di negara industri Barat mengalami stagflasi dimana tingkat inflasi tinggi terjadi secara bersama-sama dengan tingkat pengangguran yang tinggi. Ini adalah salah satu situasi dimana pemerintah mengalami kesulitan untuk mengontrol karena harga naik bersamaan dengan kurangnya pekerjaan. Memilih salah satunya cenderung memperburuk keadaan keduanya. Namun untuk negara-negara yang sedang berkembang kombinasi antara tingkat pengangguran yang tinggi dengan inflasi merupakan kondisi yang seakan permanen. Inflasi dengan kurangnya kesempatan kerja merupakan karakteristik dari negara yang sedang berkembang.

Adapun peralatan yang digunakan untuk mengatasi inflasi adalah sebagai berikut :
- Berupaya menurunkan total demand dengan menurunkan anggaran pemerintah.
- Membatasi kredit.
- Meningkatkan pajak yang sering memperburuk tingkat pengangguran.




9




4) Kesimpulan
Prinsip dasar kerangka pentargetan inflasi adalah mencapai dan memelihara laju inflasi yang rendah dan stabil. Hal ini didasarkan kepada dua pertimbangan pokok. :
Pertama, laju inflasi yang tinggi menimbulkan biaya sosial yang harus ditanggung oleh masyarakat karena menurunnya daya beli atas pandapatan yang diperolehnya maupun meningkatnya ketidakpastian yang dapat mempersulit perencanaan usaha dan memperburuk kegiatan perekonomian.
Kedua, perkembangan teori ekonomi dalam literature dan temuan empiris di berbagai negara menunjukkan bahwa kebijakan moneter dalam jangka menengah- panjang hanya akan berpengaruh kepada inflasi, tetapi bukan kepada pertumbuhan ekonom ---meskipun dalam hal ini belum diketahui bagaimana sebenarnya pengaruh kebijakan moneter terhadap pertumbuhan ekonomi dalammjangka pendek. Dengan demikian, maka kontribusi optimal yang disumbangkan oleh kebijakan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat adalah dengan pencapaian dan pemeliharaan laju inflasi yang rendah dan stabil. Jadi, sebenarnya pengendalian inflasi melalui kebijakan moneter dilakukan dalam rangka stabilisasi dan penurunan laju inflasi dalam jangka menengah-panjang. Konsep dasar kebijakan moneter berdasarkan kerangka pentargetan inflasi yang dijalankan oleh bank sentral biasanya dijalankan sebagai berikut.

•Sasaran inflasi

Penetapan sasaran inflasi tentu saja dengan mempertimbangkan berba-gai faktor dan perkembangan ekonomi makro negara yang bersangkut-an, terutama besarnya kerugian sosial yang ditimbulkan oleh pengaruh tingginya inflasi terhadap penurunan daya beli masyarakat (setelah memperhitungkan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi). Penetapan sasaran inflasi sebaiknya mempertimbangkan juga efekti-vitas pencapaiannya melalui pelaksanaan kebijakan moneter bank sen-tral, termasuk jenis inflasi dan jangka waktu pencapaiannya. Sasaran inflasi ditetapkan untuk jenis inflasi yang dapat dipengaruhi oleh kebi-jakan moneter dan ditetapkan untuk jangka waktu menengah-panjang (sekitar dua tahun).
• Kebijakan moneter mengarah ke depan
Dengan menentukan inflasi sebagai sasaran akhir, maka perumusan kebijakan moneter diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan untuk jangka waktu beberapa tahun ke depan. Kebijakan moneter yang dilakukan sekarang merupakan langkah antisipasi terhadap kemungkinan tekanan inflasi di masa yang akan datang dibandingkan dengan sasaran inflasi yang telah ditetapkan. Penentuan rentang waktu (time horizon) mengenai berapa lama sasaran inflasi ingin ditetapkan akan tergantung kepada lamanya tenggat waktu pengaruh kebijakan moneter yang dijalankan. Untuk menetapkan arah kebijakan moneter yang dijalankan oleh bank sentral, yang terpenting adalah menentukan mekanisme ke masa depan (forward looking).


10



• Transparansi
Penerapan target inflasi menuntut adanya keterbukaan (transparancy) pihak bank sentral. Salah satu kunci sukses penerapan pentargetan inflasi ter-letak pada transparansi bank sentral kepada masyarakat dalam menentu-kan dan menjelaskan kebijakan moneter yang ditempuhnya. Keterbukaan itu merupakan komitmen bank sentral kepada masyarakat, sehingga diha-rapkan para pelaku ekonomi akan semakin memahami dan meyakini dasar pertimbangan dan arah kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral da-lam mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan. Penjelasan kepada publik harus dilakukan secara periodik.
• Akuntabilitas dan Kredibilitas
Pengumuman sasaran inflasi secara eksplisit kepada publik oleh bank sentral berarti melekat dengan akuntabilitas karena pada akhirnya bank sentral harus mempertanggungjawabkan pencapaian sasaran tersebut kepada publik. Dengan demikian kredibilitas bank sentral akan tergantung kepada komitmen dan kemampuannya dalam mencapai target inflasi yang telah ditetapkannya. Untuk itu, dalam rangka penerapan pentargetan inflasi (Inflation Targeting) mengharuskan bank sentral untuk dapat memperkuat kompetensi sumber daya manusia dan membangun disiplin mekanisme pengambilan keputusan di dalam bank sentral.
Dalam pengambilan keputusan kebijakan moneter di bank sentral sebagaimana dimaksud lebih didasarkan pada kualitas hasil evaluasi dan penyusunan skenario proyeksi ke depan dengan cara mengembangkan model-model ekonomi yang berbasis penelitian. Untuk maksud tersebut, maka koordinasi dengan Pemerintah bukan saja dalam hal mempererat sinkronisasi kebijakan moneter dengan kebijakan ekonomi lainnya, tetapi juga dalam hal pengendalikan sumbersumber inflasi yang tidak berasal dari faktor-faktor moneter dan tidak dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter. Selain konsep dasar tersebut, keberhasilan penerapan kerangka kerja pentargetan inflasi akan lebih bila dapat memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.:

(1) Kemandirian bank sentral
Kemandirian bank sentral dalam melaksanakan kebijakan moneter (instrument independent) harus diatur dalam undang-undang dan dapat diwujudkan oleh bank sentral yang bersangkutan. Pemberian independensi dalam pelaksanaan kebijakan moneter ini penting untuk memberikan kewenangan penuh kepada bank sentral dalam memilih dan menggunakan berbagai instrumen moneter yang tersedia dalam rangka mencapai sasaran inflasi yang telah ditetapkan. '

(2) Sistem nilai tukar mengambang
Penerapan pentargetan inflasi umumnya harus disertai dengan system nilai tukar yang mengambang. Penerapan sistem nilai tukar mengambang dimaksudkan untuk memperkuat independensi bank sentral dalam menerapkan kebijakan moneternya dari pengaruh perkembangan ekonomi internasional.



11


(3) Relevansi indikator harga dengan sasaran kebijakan moneter
Mengingat tidak semua komponen inflasi dapat dipengaruhi oleh kebijakan moneter, maka diperlukan penyusunan indikator inflasi yang relevan, yaitu dengan menetapkan besarnya sasaran inflasi yang wajar yang dikaitkan dengan kemudahan mekanisme pertanggungjawaban.

(4) Metodologi proyeksi inflasi yang baik
Bank sentral harus mampu membangun metodologi proyeksi inflasi yang baik karena efektivitas kebijakan moneter akan ditentukan oleh kemampuan bank sentral dalam memproyeksi arah pergerakan ekonomi dan inflasi ke depan.

(5) Tidak menggung beban fiskal/anggaran
Bank sentral harus dilindungi dengan undang-undang dan dibebaskan dari segala pengaruh atau kewajiban untuk membiayai pengeluaranpengeluaran Pemerintah karena ekspansi moneter untuk pembiayaan pengeluaran fiskal telah terbukti berdampak pada tidak terkendalinya uang beredar dan memperlemah efektivitas kebijakan moneter dalam mempengaruhi dan mencapai sasaran inflasi yang telah ditetapkan.




12



5) Daftar Pustaka
1. http://www.google.co.id/search?hl=en&client=firefox-a&channel=s&rls=org.mozilla:en-US:official&hs=aSy&ei=y3cNSpyiHpSHkAX5q9yUBA&sa=X&oi=spell&resnum=0&ct=result&cd=1&q=inflasi&spell=1
2. Makroeconomy.com
3. Nota Keuangan dan RAPBN RI 1994/1995
4. Manning (1984: 1-28)
5. World Development Report. 2007. Pembangunan dan Generasi Mendatang. World Bank. Salemba Empat. Jakarta
6. Biro Pusat Statistik. 1995. Statistik 50 Tahun Indonesia Merdeka.



13

Laman